Tegal dulunya Lumbung Tebu | Ada banyak pabrik gula peninggalan Belanda
Pabrik gula bagi masyrakat Tegal dan sekitarnya mungkin sudah tidak asing karena disana terdapat pabrik gula yang sampai saat ini masih beroperasi, yakni Pabrik Gula Pangkah atau Suiker Fabriek.
tapi mungkin banyak yang melupakan sejarah bahwasanya dahulu bukan cuma PG Pangkah saja yg ada di Tegal tapi, ada 7 pabrik gula yang pernah beroperasi.
1. Pabrik Gula Pangkah.
Terletak di Kecamatan Pangkah - Kabupaten Tegal. Seperti yang saya bahas di atas, mungkin masyarakat Tegal sudah tidak asing dengan tempat ini. karena selain masih beroperasi juga menjadi obyek wisata bagi masyarakat sekitar. disini terdapat Lori tebu peninggalan belanda yang pernag beroperasi sampai tahun 2015-an sebelum akhirnya digantikan oleh truk truk pengangkut. disini juga pernah di jadikan tempat untuk syuting film horror Tumbal : The Ritual.
2. Pabrik Gula Pagongan.
SF atau PG Pagongan terletak di Kecamatan Dukuhturi yang sekarang tempat ini menjadi Kodim Pagongan dan Pasar Pepedan. terletak tepat di sebelah jalur kereta Tegal - Prupuk. dulunya disini terdapat rel lori yang mengarah ke timur lewat jalan Projosumarto 1 sampai menuju ke arah Mejasem.
3. Pabrik Gula Ujungrusi / Adiwerna.
dibangun tahun 1841 oleh Holmberg yang juga membangun SF Jatibarang. tempat ini sekarang menjadi Markas Yonif 407. Decauville atau rel lori membentang ke utara lalu membelok ke barat arah Gumalar. di Gumalar terdapat percabangan jalur keutara sampai desa Lawatan dan ke barat sampai di Kali Pucang.
4. Pabrik Gula Kemantran.
Didirikan sekitar tahun 1868. Sekarang menjadi komplek pasar Kamantran ,Balai desa dan SMP 2 Kramat. disini dulunya terdapat rel lori ke arah timur (Jatibogor) dan terdapat pertemuan jalur ke arah Pangkah dan Sumberharjo di sekitar desa Sidamulya.
5. Pabrik Gula Kemanglen.
Berdiri sekitar tahun 1842 oleh Lucassen dan Hoevenaar. Untuk posisinya sendiri berada disekitar Pakembaran Slawi. Namun sayang pabrik tersebut sudah tidak beroperasi lagi sejak Jepang datang pada tahun 1942, bangunan pabrik dihancurkan dan mesin-mesinnya diangkut oleh Jepang.
Untuk bekas – bekasnya masih bisa dilihat di sekitar barat dan selatan SMA N 1 Slawi hingga Polres Tegal. Konon kabarnya, salah satu bangunan yang ada di SMA N 1 Slawi juga merupakan salah satu bekas SF Kemanglen.
6. Pabrik Gula Dukuhringin.
Salah satu pabrik yang dibangun dengan sistem kontrak gula, yang dikeluarkan oleh Menteri Koloni, JC Baud pada tahun 1840. Pabrik milik Th. Lucassen.
Pada masa pendudukan Jepang, pabrik ini pernah mengalami penjarahan dan pengrusakan bahkan sempat berubah menjadi pabrik tekstil yang dikelola Jepang, namun tidak berlangsung lama karena Jepang akhirnya kalah perang. Setelah itu bangunan pabrik menjadi terbengkalai sampai kemudian dinasionalisasi oleh Pemerintah Indonesia pada tahun 1957.
Saat ini bekas lokasi Pabrik Gula Dukuhwringin digunakan sebagai Markas Brigade Infanteri 4 (Brigif 4 Dewa Ratna) Kodam Diponegoro, Slawi.
7. Pabrik Gula Balapulang.
Pada tahun 1890an, dampak aturan Cultuurstelsel yang diterapkan Gubernur Jenderal Hindia Belanda masa itu Johan van den Bosch, dimana setiap daerah yang berada diwilayah Kolonial Hindia Belanda diharuskan menanam tanaman komoditas seperti cengkeh, kopi, tebu untuk di eksport ke Eropa.
Daerah Balapulang pada masa itu merupakan salah satu daerah di wilayah Tegal yang dijadikan sentra perkebunan tebu dan hasilnya cukup berlimpah, sehingga mendorong para pengusaha Belanda untuk membangun Suikerfabriek (Pabrik Gula) di sekitar perkebunan. Dahulu, SF Balapoelang berlokasi di sekitar bekas Bioskop Omega (yang kini menjadi sarang burung lawet) hingga stasiun Balapulang.
tapi mungkin banyak yang melupakan sejarah bahwasanya dahulu bukan cuma PG Pangkah saja yg ada di Tegal tapi, ada 7 pabrik gula yang pernah beroperasi.
Peta Tegal lengkap dengan beberapa jalur Decauville, sumber : Wikimapia.org
1. Pabrik Gula Pangkah.
Terletak di Kecamatan Pangkah - Kabupaten Tegal. Seperti yang saya bahas di atas, mungkin masyarakat Tegal sudah tidak asing dengan tempat ini. karena selain masih beroperasi juga menjadi obyek wisata bagi masyarakat sekitar. disini terdapat Lori tebu peninggalan belanda yang pernag beroperasi sampai tahun 2015-an sebelum akhirnya digantikan oleh truk truk pengangkut. disini juga pernah di jadikan tempat untuk syuting film horror Tumbal : The Ritual.
2. Pabrik Gula Pagongan.
SF atau PG Pagongan terletak di Kecamatan Dukuhturi yang sekarang tempat ini menjadi Kodim Pagongan dan Pasar Pepedan. terletak tepat di sebelah jalur kereta Tegal - Prupuk. dulunya disini terdapat rel lori yang mengarah ke timur lewat jalan Projosumarto 1 sampai menuju ke arah Mejasem.
3. Pabrik Gula Ujungrusi / Adiwerna.
Sumber : situsbudaya.id
dibangun tahun 1841 oleh Holmberg yang juga membangun SF Jatibarang. tempat ini sekarang menjadi Markas Yonif 407. Decauville atau rel lori membentang ke utara lalu membelok ke barat arah Gumalar. di Gumalar terdapat percabangan jalur keutara sampai desa Lawatan dan ke barat sampai di Kali Pucang.
4. Pabrik Gula Kemantran.
Didirikan sekitar tahun 1868. Sekarang menjadi komplek pasar Kamantran ,Balai desa dan SMP 2 Kramat. disini dulunya terdapat rel lori ke arah timur (Jatibogor) dan terdapat pertemuan jalur ke arah Pangkah dan Sumberharjo di sekitar desa Sidamulya.
5. Pabrik Gula Kemanglen.
Berdiri sekitar tahun 1842 oleh Lucassen dan Hoevenaar. Untuk posisinya sendiri berada disekitar Pakembaran Slawi. Namun sayang pabrik tersebut sudah tidak beroperasi lagi sejak Jepang datang pada tahun 1942, bangunan pabrik dihancurkan dan mesin-mesinnya diangkut oleh Jepang.
Untuk bekas – bekasnya masih bisa dilihat di sekitar barat dan selatan SMA N 1 Slawi hingga Polres Tegal. Konon kabarnya, salah satu bangunan yang ada di SMA N 1 Slawi juga merupakan salah satu bekas SF Kemanglen.
6. Pabrik Gula Dukuhringin.
Salah satu pabrik yang dibangun dengan sistem kontrak gula, yang dikeluarkan oleh Menteri Koloni, JC Baud pada tahun 1840. Pabrik milik Th. Lucassen.
Pada masa pendudukan Jepang, pabrik ini pernah mengalami penjarahan dan pengrusakan bahkan sempat berubah menjadi pabrik tekstil yang dikelola Jepang, namun tidak berlangsung lama karena Jepang akhirnya kalah perang. Setelah itu bangunan pabrik menjadi terbengkalai sampai kemudian dinasionalisasi oleh Pemerintah Indonesia pada tahun 1957.
Saat ini bekas lokasi Pabrik Gula Dukuhwringin digunakan sebagai Markas Brigade Infanteri 4 (Brigif 4 Dewa Ratna) Kodam Diponegoro, Slawi.
7. Pabrik Gula Balapulang.
Sumber : Info Tegal
Pada tahun 1890an, dampak aturan Cultuurstelsel yang diterapkan Gubernur Jenderal Hindia Belanda masa itu Johan van den Bosch, dimana setiap daerah yang berada diwilayah Kolonial Hindia Belanda diharuskan menanam tanaman komoditas seperti cengkeh, kopi, tebu untuk di eksport ke Eropa.
Daerah Balapulang pada masa itu merupakan salah satu daerah di wilayah Tegal yang dijadikan sentra perkebunan tebu dan hasilnya cukup berlimpah, sehingga mendorong para pengusaha Belanda untuk membangun Suikerfabriek (Pabrik Gula) di sekitar perkebunan. Dahulu, SF Balapoelang berlokasi di sekitar bekas Bioskop Omega (yang kini menjadi sarang burung lawet) hingga stasiun Balapulang.
Komentar
Posting Komentar